Sabtu, 26 November 2011

Agenda HARJALU 756

Klik gambar untuk memperjelas!

Wah...tak sabar rasanya menunggu momen-momen HARJALU 756. Pada tahun 2011 ini, rangkaian HARJALU lebih variatif daripada tahun lalu. Karena secara langsung pemkab Lumajang ingin perayaannya lebih gebyar. Terbukti, sesuai rilis agenda resminya di website pemkab, banyak kegiatan untuk memeriahkan HARJALU ini. Nah, biar tidak bingung harus mencari ke mana info tersebut, terlebih harus rela mantengin baliho yang biasanya diletakkan di alun-alun kota, kami sengaja merilis ulang untuk warga Lumajang semuanya.

Jika kurang jelas, bisa dilihat langsung di list AGENDA (sidebar kiri) atau langsung meluncur ke website resmi pemkab Lumajang. Monggo warga Lumajang, kita sukseskan dan meriahkan acara tahunan ini!

Selasa, 22 November 2011

Inspirasi & Prediksi LOSS Carnivals 2011


Sebenarnya, kami lebih suka menggunakan istilah LOST Carnivals daripada versi aslinya. Namun, intinya sama yakni ingin memajukan Lumajang dan memberikan wadah kreatifitas bagi kawula muda. Acara besar yang digadang-gadang mampu mengalahkan JFC ini merupakan acara perdana. Sudah pasti, banyak kritikan, saran, hambatan hingga perjuangan yang berliku. Namun, tak usah putus asa karena sekarang kita sebagai warga Lumajang harus bisa menyukseskan acara tersebut. Bisa tidak bisa, mau tidak mau, kita harus terlibat di dalamnya. Karena kita sebagai tuan rumah tentunya harus optimis bahwa acara tersebut sukses. Apalagi, efek dari acara ini dapat dirasakan oleh warga Lumajang secara keseluruhan (efek bola salju).

Nah, untuk menyukseskan acara tersebut, kami coba memberikan inspirasi dan prediksi mengenai karnaval perdana itu:

Jumat, 18 November 2011

LOSS atau LOST Carnivals?


Lumajang memang penuh dengan sejuta pesona, bahkan bisa ditemui di lingkup birokrasi. Ya, birokrasi telah memberikan ruang kreasi bagi kami untuk hibernasi. Sejak tahun 2010, kami pernah mengajukan berbagai event kreatif untuk Lumajang namun pihak-pihak terkait masih enggan memberikan jawaban memuaskan bahkan menolak! Akhirnya, kami pun jalan sendiri.

Masih ingat kenangan kami ketika Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya mengubungi TSL. Kami pikir, pintu terbuka kembali untuk bersinergi namun ternyata hanya meminta ijin penggunaan logo HARJALU 755 yang kami buat untuk dijadikan suvenir ketika Festival Kesenian Kawasan Selatan (FKKS) sekaligus rangkaian acara resmi HARJALU 755. Kami sebenarnya tak mempermasalahkan siapa yang memakai dan itu gratis, tapi kalau sudah menyangkut komersil alias bisnis, mohon maaf, berikan hak kami yaitu royalti. Akhirnya, pihak Kaparsebud menarik diri. Itulah yang terjadi satu tahun yang lalu.
 
[kanan-kiri]: logo HARJALU 755, logo FS2010 dan logo Kado untuk Lumajang

[kanan-kiri]: eksekusi poster FKKS2010 versi TSL dan FS2010

Memori akan peristiwa tersebut muncul kembali ketika kami melihat rangkaian kegiatan HARJALU 756. Perhatian kami tertuju kepada LOSS (Lumajang On the Street and Stage) Carnivals. Hal serupa pernah kami rencanakan yakni Festival Maskot, Festival Pisang Lumajang, Festival Semeru, Festival Hujan dan Kado untuk Lumajang. Namun agenda tersebut yang berjalan hanya Festival Semeru (dilaksanakan oleh teman-teman PAS Senduro). Sementara Kado untuk Lumajang telah jelas ditolak mentah-mentah oleh bagian birokrasi Pemda. Sedangkan yang lainnya masih tutup agenda untuk sementara.

LOSS Carnivals, bukan acara kecil atau hanya isapan jempol. Bahkan acara ini digadang-gadang mampu menandingi Jember Fashion Carnival (JFC) yang lebih dulu populer dan telah mempengaruhi acara serupa di Indonesia. Antara lain; Solo Batik Carnival, Batu Flowers Carnival, Probolinggo Botanical Carnival, Pandaan Festival, Kediri Fashion Carnival, Malang Flowers Carnival dan terakhir Banyuwangi Ethnic Carnival. Padahal, konsep JFC konon ingin mengalihkan Karnaval Tradisional Lumajang yang pada zamannya mampu menyedot perhatian masyarakat kabupaten tetangga. Namun, lagi-lagi masalah birokrasi sehingga karnaval tersebut mati suri.

klik gambar untuk memperjelas!

Ada yang lolos sensor dari LOSS Carnivals, apa itu? Tidakkah Kamu tahu dan teliti? Kata LOSS sendiri telah mencederai makna karnaval itu sendiri. Jika Kamu lihat di kamus atawa paling cepat via google translate, silakan cek makna tersebut. Ya, artinya "kerugian" yang berarti karnaval yang merugikan. Sudah tentu harapannya karnaval ini tak merugikan bahkan harus menguntungkan. Oleh karena itu, kami memberikan alternatif tittle event dengan nama LOST Carnivals yang bermakna karnaval yang hilang. Makna ini lebih mengena karena ingin mengembalikan pamor karnaval Lumajang yang dulu berjaya di jamannya. Perbedaannya hanya tipis, namun harus pintar-pintar menyiasati. Lumajang On the Street and Stage, resminya dari penyelenggara disinggkat LOSS (diambil dari huruf depan), sementara kami menyajikan LOST ("ST" diambil dari kata STreet dan STage).

Terakhir, hal ini pun berpengaruh terhadap eksekusi promo. Terutama poster kegiatan, silakan cek, bandingkan dan bedakan! Bisakah Kamu menilai mana skala lokal maupun nasional? Namun, apapun itu harus dihargai untuk kemajuan Lumajang. Ayo, Rek sing kreatif!


Hari Jadi Lumajang Ke-756

Logo format JPEG (cmyk). Klik gambar untuk download!

Apa kabar, Teman? Wah...lama ya kami tak memposting kabar baru. Mohon maaf ya, karena kami masih disibukkan dengan renovasi basecamp a.k.a. Omah Singgah. Memang sih tak banyak berubah, namun lebih rapi dan asyik.

Kali ini, kami ingin berbagi dengan Kamu semua. Apa itu? Ya, sesuai dengan agenda kami yang setiap tahunnya membuatkan logo HARJALU untuk Lumajang tercinta ini. Logo HARJALU kali ini menitikberatkan pada aspek lingkungan. Kenapa? Karena kami mendedikasikan logo ini juga untuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Maka, jangan heran kalau logonya didominasi warna hijau. Apalagi, saat ini Lumajang sedang gencar untuk menanam sejuta pohon demi Lumajang yang bersih, sejuk dan indah.

Logo ini sekaligus menjadi studi kasus bagi kami dengan logo HARJALU resmi dari pemkab Lumajang.


Logo yang kami buat bermakna sederhana yakni mencita-citakan Lumajang yang hijau dan sejuk, mengenalkan batik Lumajang serta rangkaian kegiatan HARJALU yang super meriah nan kreatif. Berbanding terbalik dengan logo dari pemkab yang menonjolkan sisi "Jaran Kencak" yang dipromosikan sebagai kesenian khas Lumajang karena sebelumnya sempat kecolongan Tari Glipang yang diakui Probolinggo.

Bahkan (mohon maaf bagi si pembuatnya), gambar kuda sepertinya sengaja asal comot sehingga terkesan asal-asalan. Seharusnya, kalau ingin membuat event bernuansa Jaran Kencak maka harus menjadi bagian dari agenda HARJALU, bukan malah yang ditonjolkan. Karena, di kegiatan HARJALU ini kabarnya akan ada JFC ala Lumajang yakni LOSS Carnival (Lumajang On the Street and Stage). Berarti sangat tidak cocok dengan kegiatan-kegiatan sebagai rangkaian HARJALU ini. Kami beri contoh untuk logo event bernuansa Jaran Kencak.


Jadi, Kamu sebagai warga Lumajang tentunya bisa menilai sendiri dari kedua logo HARJALU tersebut meski filosofinya berbeda.