Sabtu, 11 Juni 2011

Tari Kolosal Arya Wiraraja 1 & 2

 


Video ini merupakan dokumentasi TSL ketika Malam Pagelaran Seni pada acara Napak Tilas Kota Raja Lamajang yang berlangsung di lapangan Biting, Kutorenon, Sukodono.

Sungguh sebuah sajian yang menarik dengan ciri khas Bali. Semua penonton seolah-seolah tak berkedip melihat aksi penari asli Bali tersebut. Karena jarang sekali Lumajang disuguhi tarian khas Bali kalau bukan ketika Piodalan Pura Mandara Giri Semeru Agung.

Jumat, 10 Juni 2011

Holiday Camp 2


Liburan Tahun Ajaran Baru ke mana?
Nah..daripada bingung-bingung, mending ikutan liburan ke Ranu Kumbolo. Dijamin deh liburanmu bakal seru!

Cek info selengkapnya di: http://passenduro.wordpress.com

Senin, 06 Juni 2011

Uniknya Karapan Kambing



Lapangan Lempeni Tempeh benar-benar disulap menjadi arena pacuan yang menghebohkan. Kalau biasanya ada karapan sapi atau pacuan kuda, kali ini lebih unik lagi. Karapan kambing. Ya, karapan kambing yang konon hanya ada di Lumajang. 

Acara ini berlangsung pada 4-5 Juni, diikuti oleh pecinta kambing Gibas yang berasal dari Lumajang dan luar kota seperti Probolinggo, Jember dan Malang. Arena pacuannya pun cukup sederhana, hanya dibatasi dengan anyaman bambu setinggi lutut orang dewasa. Namun, cukup membuat ger-geran penonton yang menyaksikannya lantaran tingkah polah kambing pacuannya.

Dengan menggunakan setengah lapangan, arena pacuan cukup membuat para pemilik kambing serius dengan jagoannya. Tapi jangan salah, kambing yang dilombakan tidak dinaiki seperti pacuan kuda atau sapi, tapi kambing dilepas dengan tekniknya masing-masing.

Untuk membuat laju kambing lebih cepat, pemilik kambing memberikan kalung tas kresek di leher kambing dan memberi bunyi-bunyian yang terbuat dari kaleng susu bekas yang diisi kerikil. Kaleng tersebut diikat di ekor kambing, sehingga kambing merasa takut dengan bunyi-bunyian tersebut sehingga mampu berlari kencang hingga garis finish. Tak ada piala di karapan kambing ini, hanya untuk bersenang-senang dan berkumpul bersama pecinta kambing.

Jumat, 03 Juni 2011

Agro Salak Senduro


Setiap orang pasti mempunyai buah-buahan favorit. Entah itu apel, mangga ataupun jeruk. Namun, bukan itu yang ada di Agro Senduro. Di sini kita hanya menemukan buah salak. Buah yang bersisik tipis ini memang sering digandrungi orang dengan tak kenal musim.

Buah salak yang ada di Agro Salak Senduro berjenis salak Pondoh Manggala. Meski ada 2 jenis salak lain yakni salak Pondoh Lumut dan Budheng. Salak Pondoh Manggala ini bertekstur renyah, lembut dan masir. Rasanya juga manis keasam-asaman. Sangat khas!

Di lahan sekitar 4 hektar ini, salak Pondoh Manggala tumbuh subur. Didukung dengan iklim Senduro yang dingin dan sejuk. Seperti tumbuhan salak pada umumnya, tanamannya tertata rapi dan bersih. Buah-buah salaknya pun terlihat jelas bercokol di antara duri-durinya.

Tak afdhol rasanya kalau Anda ke Senduro tak mampir ke Agro Salak ini. Apalagi dimakan langsung di kebunnya. Wuih…pasti akan sangat berkesan!

Lokasi: Lumajang bagian Barat, desa Kandang Tepus, kec. Senduro

Kamis, 02 Juni 2011

Bumi Biting Pun Merekah



Ribuan orang berduyun-duyun memadati kota kuno Negara Lamajang. Berbagai kalangan tumpah ruah memadati tanah-tanah lapang di bumi kota raja itu. Mereka menantikan detik-detik pemberangkatan Napak Tilas dan Jalan Sehat Kota Raja Lamajang 2011 (22.05). bukan hanya masyarakat Lumajang, namun juga dari masyarakat Bali keturunan Arya Wirajaya serta berbagai elemen mahasiswa dan birokrasi  di Jawa Timur.

Acara Napak Tilas yang dikonsep dengan pendidikan dan hiburan mampu membuat dusun Biting bukan lagi dikenal dengan dusun namun telah menjadi kota Raja atas bangkitnya semangat menggugah sejarah kotanya.

Para peserta pun sangat antusias mengikuti jalannya kegiatan karena kebanyakan dari mereka kurang paham akan situs Biting sebagai cikal bakal terbentuknya kabupaten Lumajang. Dengan berjalan mengitari sebagian benteng kuno yang konon terbesar dan terpanjang se-Nusantara ini, para peserta terlihat sangat gembira. Berbagai pertanyaan mereka ajukan terkait dengan situs kuno tersebut.

Rute tersebut diantaranya adalah Petilasan – Bastion -  Blok Candi - Blok Jeding dan Tamansari. Rute tersebut lebih pendek dari luas benteng yang sebenarnya yakni 10 km. Dengan adanya kegiatan ini kini bumi Biting pun mulai merekah.